Crypto
US Rancang Pembatasan Ekspor Chip AI ke Malaysia dan Thailand, Terkait Kekhawatiran Terhadap China

5 Juli 2025
Oleh Redaksi SIKATINFO
Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan tengah merancang aturan baru untuk membatasi ekspor chip kecerdasan buatan (AI) ke Malaysia dan Thailand. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya memperketat pengawasan terhadap kemungkinan aliran teknologi canggih ke China melalui negara ketiga.
Mengutip laporan Bloomberg dan Bangkok Post, draft aturan yang sedang disusun oleh Departemen Perdagangan AS bertujuan memperketat ekspor chip AI, seperti produksi Nvidia, ke negara-negara Asia Tenggara yang dianggap memiliki potensi sebagai jalur transshipment menuju China.
“Kami akan mengizinkan sekutu membeli chip AI, asalkan dijalankan oleh operator data center AS yang disetujui,” ungkap Howard Lutnick, Menteri Perdagangan AS, dalam rapat dengan Komite Intelijen Kongres. Ia juga menekankan bahwa pengelolaan cloud harus dilakukan oleh perusahaan AS yang telah terverifikasi.
Langkah ini merupakan bagian dari revisi terhadap kebijakan era Biden yang dikenal dengan sebutan AI diffusion rule. Di bawah pemerintahan saat ini, kebijakan tersebut dianggap terlalu longgar dalam mencegah aliran teknologi canggih ke tangan negara pesaing strategis seperti China.
Malaysia dan Thailand selama ini menjadi tujuan utama investasi data center global, termasuk oleh perusahaan AS dan Tiongkok. Namun, meningkatnya kekhawatiran bahwa chip AI dapat dialihkan secara ilegal ke China membuat Washington mengambil langkah lebih tegas.
Sebagai respons, pihak China mengecam rencana tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk “intimidasi ekonomi” yang berpotensi merusak stabilitas rantai pasok global. Beijing juga mengisyaratkan akan menempuh langkah balasan terhadap pembatasan tersebut.
Sejak 2022, Amerika Serikat telah secara bertahap memperketat ekspor teknologi tinggi ke China, termasuk chip grafis, software desain semikonduktor, dan alat fabrikasi. Langkah ini diperkuat dengan kerja sama strategis bersama negara mitra seperti Belanda, Jepang, dan Korea Selatan.
Konsekuensi Global
Jika pembatasan ini disahkan, hal itu tidak hanya akan berdampak pada hubungan dagang AS-Malaysia-Thailand, tetapi juga mengganggu investasi asing di sektor teknologi Asia Tenggara. Di sisi lain, hal ini memperlihatkan bagaimana teknologi kini menjadi alat strategis dalam pertarungan geopolitik global.